Pernahkan kalian berpikir bahwa manusia dapat hidup berdampingan dengan robot? Apakah itu memungkinkan selayaknya Jarvis dalam sekuel Marvel?

Dan jawabanya, tentu saja!

Suatu saat robot dapat hidup berdampingan karena mereka memiliki kecerdasan yang sama layaknya manusia.

Hal ini tidak dapat dipungkiri melihat pada saat ini saja kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) sudah berkembang pesat.

Contoh yang paling mudah yaitu Google Assistant pada Android dan Siri pada perangkat Apple.

Hal itu pun menjadi sesuatu yang sangat menarik untuk diperhatikan perkembanganya.

“Robot akan bergerak sangat cepat sehingga Anda membutuhkan lampu sorot untuk melihatnya”, Elon Musk.

Kecerdasan buatan telah banyak diterapkan untuk saat ini pada hampir semua perangkat komputer atau teknologi modern.

AI telah diprediksi akan terus berkembang dan lebih cerdas lagi sehingga kamu tidak dapat menghindarinya.

Awal Kemunculan AI

Sekitar tahun 1940-an Artificial Intelligence (AI) bermula dari kemunculan komputer.

Fokus utama dalam pembuatan komputer ini adalah mengerjakan pekerjaan yang dapat dilakukan oleh manusia.

Hal tersebut menerapkan peniruan dari kemampuan dan kecerdasan manusia.

Pada tahun 1943 model matematis bernama perceptron dari neuron di dalam otak diusulkan oleh McMulloh dan Pitts.

Cara kerja seperti neuron menjadi aktif seperti saklar on-off dan neuron tersebut mampu untuk belajar dan memberikan aksi berbeda terhadap waktu dari input yang diberikan pun diperlihatkan oleh mereka.

Kemudian pada tahun 1950, Alan Turing menciptakan mesin Turing dengan berdasar pada fikiran “Dapatkah computer berfikir” yang menjadi sumbangan terbesar di bidang AI.

Pada akhir 1955, sebuah dampak besar dan merupakan batu loncatan terhadap AI dikembangkan. The Logic Theorist, program AI pertama yang diciptakan oleh Newell dan Simon merepresentasikan masalah sebagai model pohon, lalu penyelesaiannya dengan memilih cabang yang akan menghasilkan kesimpulan terbenar.

Kemudian John McCarthy yang dianggap sebagai bapak AI pada tahun 1956, menyelenggarakan konferensi “The Dartmouth summer research project on artificial intelligence,” dengan tujuan menarik para ahli komputer bertemu. John McCarthy di saat itu mengusulkan definisi AI adalah “ AI merupakan cabang dari ilmu komputer yang berfokus pada pengembangan komputer untuk dapat memiliki kemampuan dan berperilaku seperti manusia”.

Pada tahun 1960 hingga 1970, muncul berbagai diskusi yang dikategorikan sebagai “classical AI”, yang menyebutkan bahwa bagaimana komputer dapat meniru sedetail mungkin pada kemampuan otak manusia.

Dan pada akhirnya tahun 1980, dengan harga komputer yang lebih murah serta mudah diperoleh menjadikan berbagai riset di bidang kecerdasan buatan berkembang sangat pesat.

Penerapan di Berbagai Bidang

Artificial Intelligence telah banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya dalam bidang e-commerce, industri, bisnis, bahkan dalam kesehatan. Berikut merupakan beberapa contoh dalam kehidupan sehari-hari.

E-commerce

 

Pernah gak sih kalian melihat iklan pada sosial media yang mana iklan tersebut merujuk kepada barang yang kita inginkan?

Ya, proses rekomendasi tersebut merupakan hasil dari proses AI.

AI, memperoleh data dari database yang kalian gunakan. Misalnya saja ketika kalian sedang mencari sepatu dengan model vans di E-Commerce. Kemudian AI akan melakukan yang disebut data mining, sehingga produk-produk rekomendasi dan iklan akan selalu muncul sepatu dengan model vans.

Hal ini tidak terlepas dari permainan psikologis. Apabila kita selalu melihat iklan tersebut secara tidak langsung kita akan lebih tertarik dan keinginan untuk membeli pun meningkat.


Forex

 

Pernah mendengar istilah Forex atau valas?

Foreign exchange atau yang biasa disingkat Forex adalah transaksi perdagangan mata uang asing atau valuta asing (valas).

Analisa yang baik sangat dibutuhkan dalam melakukan perdagangan.

Karena apabila tidak dilakunan analisa yang baik, uang yang diinvestasikan akan terbuang sia-sia.

Dalam Forex terbagi menjadi dua analisa yaitu fundamental dan teknikal. Fundamental adalah analisa yang digunakan untuk mengetahui tentang dasar-dasar ekonomi, neraca, laporan laba rugi, dan sebagainya. Di sisi lain, analisa teknikal berkaitan dengan mempelajari kinerja sejarah pergerakan harga dengan mengukurnya kepada pergerakan harga di masa depan.

Di bagian analisa teknikal-lah AI dapat bekerja. Dengan mempertimbangkan peluang-peluang yang ada dan digabungkan dengan algoritma pemrograman, AI dapat merekomendasikan harga terbaik dimana harus membeli dan menjual valas.

Seperti hal-nya Million Robo, program ini dapat memberikan sinyal-sinyal kuat yang membantu para trader untuk melakukan pembelian dan penjualan.


Kesehatan

Apakah mungkin AI juga dapat digunakan dalam kesehatan?

Jawabanya pun lagi-lagi bisa! Yang terbaru adalah penanganan Covid-19 menggunakan teknologi  AI.

Untuk mencipatakan sebuah vaksin dibutuhkan waktu yang sangat lama karena harus melewati tahap uji coba dan lain sebagainya.

Namun berdasarkan jurnal yang diterbitkan oleh Arash Keshavarzi Arshadi, dkk., bahwa mereka dapat melakukan analisa vaksin Covid-19 menggunakan metode AI.

Dengan pengumpulan dan identifikasi data yang sangat cepat dengan menggunakan database yang sudah ada, AI akan memberikan saran penggunakan obat yang tepat.

Kemudian dengan AI pun dapat dilakukan virtual vaksin dengan menggunakan jaringan saraf tiruan dan dapat diamati dampak serta efek yang didapat setelah vaksin tanpa membahayakan manusia.

 

Kesimpulan

Artificial Intelligence akan selalu berkembang seiring berjalanya waktu. AI akan mempengahruhi kehidupan dalam cara kita hidup, berinteraksi serta meningkatkan kenyamanan kita.

AI akan selalu mengalami pembaharuan menjadi lebih baik lagi dengan lebih banyak perbaikan, pengembangan, dan penerapannya.

Tak perlu khawatir dengan kedatangan AI yang terkadang menjadi statemen negatif dimana hal tersebut mengurangi peran dari manusia itu sendiri. Bukankah tujuan sebenarnya dicipatakan untuk mempermudah pekerjaan kita?

Manusia pun akan menjadi adaptif dan terus berkembang misalnya saja kesempatan menjadi Data Scientist terbuka lebar dan banyak dicari oleh perusahaan-perusahaan besar.

Jadi sudah siapkah berdampingan dengan Jarvis di masa mendatang?