Industri minyak dan gas di Indonesia, masih tetap tumbuh cukup siginifikan di tengah tekanan harga minyak dunia. Bahkan, sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional yang tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) No.109 tahun 2020, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menetapkan proyek kilang minyak, baik kilang baru (Grass Root Refinery/ GRR) maupun ekspansi (Refinery Development Master Plan/ RDMP).

Industri minyak bumi sendiri mencakup pemrosesan global minyak bumi, mulai dari eksplorasi, ekstraksi, pengilangan, transportasi (biasanya melalui tanker minyak dan transportasi jalur pipa), serta pemasaran produk minyak bumi. Bahan bakar minyak dan bensin merupakan produk terbesar dari industri ini. Produk kimia seperti obat, pelarut, pupuk, pestisida, dan plastik berasal dari bahan mentah minyak bumi. Industri ini biasanya dibedakan menjadi 3 komponen utama: hulu, menengah, dan hilir.

Minyak bumi sangat vital bagi banyak industri dan penting bagi kelangsungan peradaban industri, maka menjadi perhatian penting banyak negara. Minyak bumi menyumbang besar persentase konsumsi energi dunia, bervariasi mulai yang rendah (32% di Asia dan Eropa) sampai tinggi (53% di Timur Tengah).

Persentase konsumsi di kawasan lainnya adalah Amerika Selatan dan Amerika Tengah 44%, Afrika 41%, Amerika Utara 40%. Dunia mengkonsumsi 30 miliar barel (4.8 km³) minyak per tahunnya, dengan negara-negara maju menjadi konsumen terbesar. Amerika Serikat sendiri mengkonsumsi 25% minyak produksi dunia tahun 2007. Produksi, distribusi, pengilangan, dan penjualan minyak bumi adalah industri terbesar dunia jika dilihat dari total pendapatannya.

Dikutip dari laporan the Kelly and PERSOL Indonesia, Jumat 4 Mei 2018, disebutkan sektor minyak dan gas memiliki gaji yang sangat besar bila dibandingkan gaji sektor lain di Indonesia.

Sebab, pada sektor ini memiliki gaji dari rentang terendah sebesar Rp27 juta hingga Rp36 juta per bulan dan rentang tertinggi dari Rp160 juta hingga Rp250 juta per bulannya.

Walaupun begitu, industri minyak dan gas harus melewati berbagai proses yang tidak mudah. Berbagai tantangan harus selalu dihadapi. Tak jarang ketika eksplorasi sumur yang ditemukan merupakan sumur kosong yang tidak terdapat minyak didalamnya.

Hal ini terjadi karena kesalahan prediksi atau interpretasi ketika pengambilan data.

Untuk menjawab hal itu berbagai solusi telah dilakukan, salah satunya dengan memanfaatkan teknologi Artificial Intellegent (AI).

AI Membantu Industri Minyak dan Gas

AI telah dimasukkan ke dalam sejumlah sektor dalam industri minyak dan gas sebagai bagian dari upaya global untuk mengubah operasi eksplorasi dan produksi secara digital. Tapi bagaimana masa depan teknologi AI di industri minyak dan gas?

Industri minyak dan gas tampaknya telah siap menerima teknologi digital seperti AI, dan optimis tentang potensi teknologi ini. Berbagai investasi telah dilakukan diberbagai dunia yang bertujuan untuk melakukan efisiensi pengeluaran.

“Industri minyak dan gas menghadapi era digital yang berubah dengan cepat sehingga membutuhkan teknologi mutakhir untuk menumbuhkan pertumbuhan dan kesuksesan”, Senior Vice President Aker BP Improvement Per Harald Kongelf

British Petroleum (BP) pada Januari 2019, melakukan investasi di perusahaan start-up Belmont Technology yang berbasis di Houston untuk meningkatkan kemampuan AI perusahaan. AI yang dikembangkan merupakan platform geosains berbasis cloud yang dijuluki “Sandy.”

Sandy memungkinkan BP untuk menafsirkan informasi geologi, geofisika, sejarah dan proyek reservoir, menciptakan “grafik pengetahuan” yang unik.

AI secara intuitif menghubungkan informasi bersama, mengidentifikasi koneksi dan alur kerja baru, dan menggunakannya untuk menciptakan citra yang kuat dari aset bawah permukaan BP. Perusahaan minyak kemudian dapat berkonsultasi dengan data dalam grafik pengetahuan, kemudian dengan data yang ada AI akan melakukan simulasi dan menginterpretasikan hasil.

Otoritas Minyak dan Gas (OGA) menggunakan AI dengan cara yang sama, dengan National Data Repository (NDR) minyak dan gas pertama di Inggris, diluncurkan pada Maret 2019.

NDR berisi 130 terabyte – setara dengan film HD senilai sekitar delapan tahun – data geofisika, infrastruktur, lapangan, dan sumur. Data ini mencakup lebih dari 12.500 sumur bor, 5.000 survei seismik, dan 3.000 jaringan pipa.

NDR menggunakan AI untuk menafsirkan data ini, yang diharapkan OGA akan mengungkap prospek minyak dan gas baru dan memungkinkan lebih banyak produksi dari infrastruktur yang ada.

OGA juga mengharapkan platform yang digerakkan oleh AI untuk menjadi bagian dari transisi energi industri minyak dan gas Inggris, dengan reservoir dan data infrastrukturnya mendukung proyek penangkapan, penggunaan, dan penyimpanan karbon di masa depan.

AI juga dapat digunakan untuk membuat operasi di platform minyak dan gas lebih aman. Pada bulan Maret 2019, Aker Solutions bermitra dengan perusahaan teknologi SparkCognition untuk meningkatkan aplikasi AI dalam inisiatif ‘Operasi Kognitif’.

Sistem AI SparkCognition akan digunakan dalam platform solusi analitik yang disebut SparkPredict, yang memantau instalasi atas dan bawah laut untuk lebih dari 30 struktur lepas pantai.

Platform SparkPredict menggunakan algoritme machine learning untuk menganalisis data sensor, yang memungkinkan perusahaan mengidentifikasi operasi suboptimal dan kegagalan yang akan datang sebelum terjadi.

Lain halnya dengan Remotely Operated underwater Vehicle atau (ROV), merupakan robot yang dapat dikendalika atau dapat berjalan secara otomatis di kedalaman laut.

Robot ini mampu melakukan pekerjaan yang tidak dapat dilakukan manusia atau memiliki dampak bahaya yang tinggi, seperti: melakukan pengelasan, melakukan scanning permukaan dasar laut, hingga melakukan penutupan pipa jika terjadi blowout.

“Lingkungan dan teknologi kognitif dapat menyatukan para pengambil keputusan, membantu mereka berbagi wawasan dengan lancar, menghadirkan kumpulan data yang heterogen dengan lebih lancar, dan memungkinkan analisis dan simulasi target”, Manajer senior IBM Brian Gaucher.

Lagi-lagi, dengan kecerdasan buatan atau AI para operator telah menunjukkan kemampuan untuk merespon tantangan dengan menggunakan pandangan jangka panjang, berinovasi, beradaptasi dan mengukur tren utama sehingga dapat meningkatkan nilai efisiensi perusahaan.”